Pembayatan Topi Saka Bhayangkara XVI

Saka Bhayangkara Polres Probolinggo Kota.

Orientasi Pendidikan dan Latihan (Ordiklat)

Saka Bhayangkara Polres Probolinggo Kota.

Pertikarada 2018

Saka Bhayangkara Polres Probolinggo Kota.

Dismatampil 2018

Saka Bhayangkara Polres Probolinggo Kota.

Kontingen Saka Bhayangkara Polres Probolinggo Kota

Saka Bhayangkara Polres Probolinggo Kota.

Senin, 25 Februari 2019

Giat Dismatampil 2019 Seru dan Takkan Terlupakan


Barata Bayuangga - Sumringah senyum yang tampak dari seluruh anggota Saka Bhayangkara Tingkat Cabang Kota Probolinggo yang mengikuti Giat Dismatampil (Disiplin, Pemantapan, Pengetahuan, dan Keterampilan) Tahun 2019 yang dilakasanakan selama tiga hari berturut-turut. Diberangkatkan oleh Waka Polres Probolinggo Kota dan Kasat Binmas Polres Probolinggo Kota, para peserta mulai start dari lapangan apel Polres Probolinggo Kota sejak pukul 13.30 WIB menuju Buper Malabar.

Kegiatan ini dilaksanakan sejak hari Jum'at (22/02) yang bertempat awal di Buper Malabar - Desa Nogosaren - Kec. Gading - Kab. Probolinggo, malam pertama seluruh anggota yang menjadi peserta Dismatampil bermalam di sana dengan menggunakan bivak (tenda darurat) sebagai latihan awal dibidang survival. Dipimpin oleh Kak Nanang (Pamong Saka) dan Kak Eko (Koord. Instruktur Saka) kegiatan berlanjut ke praktik teknik pencarian korban, pengenalan PTKP, navigasi darat, dll.

Hari kedua para peserta dan panitia bergeser ke Bumdes Sentul Adventure yang berada di Desa Sentul - Kec. Gading - Kab. Probolinggo dengan berjalan kaki + sejauh 3 km. Kegiatan kembali berlanjut dengan outbond dan yel-yel bersama, ketika hari mulai sore para anggota senior dan instruktur yang menyusul mulai berdatangan  hadir di lokasi pelaksanaan untuk selanjutnya mmbantu pelaksanaan pada inti kegiatan di malam terakhir dan keesokan harinya.

Suasana pagi mulai memanggil seluruh peserta dan panitia untuk segera bergegas melanjutkan kegiatan yang dimulai dengan berjalan kaki kembali keliling Desa Sentul yang sarat akan wisata alamnya, jam menunjukan pukul 09.00 WIB para peserta mulai bergegas merapikan sisa-sisa sampah setelah selesai sarapan untuk melanjutkan kegiatan penempuhan kaos dan topi Prasbhara yang sudah dikemas sedemikian rupa dengan cukup seru.

Selasa, 19 Februari 2019

Peran Serta Masyarakat dalam Menjaga dan Memelihara Kamtibmas

Keamanan yang asal katanya aman adalah suatu kondisi yang bebas dari segala macam bentuk gangguan dan hambatan. Sedangkan pengertian Ketertiban adalah suatu keadaan dimana segala kegiatan dapat berfungsi dan berperan sesuai ketentuan yang ada.

Pengertian Kamtibmas menurut Pasal 1 Undang-undang Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 disebutkan bahwa pengertian Kamtibmas adalah: Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainnya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.

Perkataan aman dalam pemahaman tersebut mengandung 4 (empat) pengertian dasar, yaitu:
      1. Security yaitu perasaan bebas dari gangguan fisik dan psikis;
      2. Surety yaitu perasaan bebas dari kekhawatiran;
      3. Safety yaitu perasaan terlindung dari segala bahaya; dan
      4. Peace yaitu perasaan damai lahiriah dan batiniah.

Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polri pada dasarnya merupakan segala kegiatan terencana dan berkesinambungan dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat agar menjadi paham dan taat kepada peraturan per-Undang-undangan dan norma-norma sosial lainnya serta berperan aktif dalam menciptakan, memelihara dan meningkatkan ketertiban dan keamanan swakarsa.

Sedangkan makna kata tertib dan ketertiban dalam Undang-undang tersebut adalah suatu kondisi dimana unit sosial termasuk di dalamnya adalah warga masyarakat dengan segala fungsi dan posisinya dapat berperan sebagaimana ketentuan yang ada.

Beragam kondisi instabilitas sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, khususnya yang bermukim di wilayah perkotaan, tentunya akan berdampak pada meningkatnya rasa kekhawatiran masyarakat dalam beraktivitas, yang pada akhirnya akan bermuara pada menurunnya produktivitas masyarakat itu sendiri guna meningkatkan kualitas hidupnya.

Kebutuhan akan pentingnya terwujud stabilitas Kamtibmas yang kondusif tentunya tidak hanya menjadi keinginan dari aparat penegak hukum, dalam hal ini Polri, tetapi juga bagi masyarakat itu sendiri, karena itu yang dibutuhkan sekarang adalah bagaimana antara masyarakat dan Polri terjalin suatu hubungan yang sinergis dalam mengupayakan terwujudnya kondisi Kamtibmas yang stabil sehingga dapat mendukung pembangunan nasional menuju masyarakat yang adil dan makmur, spiritual dan material, sehingga mengharapkan aparat Polri untuk menjaga dan memelihara Kamtibmas tanpa dukungan masyarakat adalah tindakan sia-sia, khususnya ditengah-tengah beragam keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh Polri.

Apabila diperhatikan lebih mendalam, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya masalah Kamtibmas, di antaranya
  1. Kondisi perekonomian yang belum stabil, baik makro maupun mikro. Secara makro, dengan perekonomian Negara yang tidak kunjung membaik menyebabkan lapangan kerja semakin sempit karena aktivitas perekonomian lambat bergerak. Akibatnya, angka pengangguran semakin tinggi. Secara mikro, banyaknya anggota masyarakat yang menganggur berpotensi meningkatnya angka kriminalitas, sementara biaya pemenuhan keperluan dan kebutuhan ekonomi sehari-hari semakin tinggi.
  2. Tidak maksimalnya perangkat institusi dan hukum untuk menjaga dan mengendalikan kamtibmas di masyarakat. Ketidakmaksimalan perangkat institusi dan hukum seringkali menjadi faktor sulitnya menjaga dan mengendalikan Kamtibmas, apalagi jika antara aparat penegak hukum dengan masyarakat yang melanggar terjadi kolusi sehingga menyebabkan masyarakat semakin antipati terhadap aparat penegak hukum.
  3. Ketidakpedulian masyarakat terhadap kondisi sosial dilingkungannya turut mendorong terjadinya instabilitas sosial. Masyarakat yang seharusnya melaporkan beragam masalah sosial yang terjadi di lingkungannya kepada aparat berwajib namun justru bersikap diam akan menyebabkan kondisi instabilitas tetap tumbuh dan berkembang tanpa bisa di atasi. Ironisnya, banyak anggota masyarakat yang justru terlibat dalam aktivitas menyimpang tersebut.
  4. Hilangnya sikap keteladanan yang seharusnya diberikan oleh pihak-pihak yang memegang kekuasaan (dalam arti luas). Contoh, korupsi yang dilakukan oleh pejabat publik, tokoh masyarakat turut serta dalam aktivitas kriminal, tokoh agama yang melindungi para pelaku kriminal karena pelaku kriminal secara periodik telah membantu aktivitas keagamaan, dan sebagainya
Demikian kompleksnya permasalahan sosial yang terjadi ditengah-tengah masyarakat mendorong perlunya peran serta aktif dari segenap anggota masyarakat dalam mendukung terwujudnya kondisi Kamtibmas yang kondusif. Hal ini dapat terjadi karena masyarakatlah sebenarnya yang lebih memahami dan mengerti tatacara menciptakan suasana aman dan tertib di lingkungannya masing-masing. Polisi lebih kepada fasilisator, narasumber, dan pengendali manakala terjadi penyimpangan hukum dalam pelaksanaannya.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat guna mendukung terwujudnya Kamtibmas yang kondusif, di antaranya:
  1. Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat secara aktif memberikan informasi kepada aparat penegak hukum terkait kondisi Kamtibmas yang terjadi di wilayahnya.
  2. Mengaktifkan kembali sistem keamanan lingkungan (Siskamling) guna mencegah kemungkinan terjadinya aksi-aksi kriminal;
  3. Mengaktifkan kembali gerakan Sadarkum pada semua tingkat kehidupan masyarakat.
  4. Komponen masyarakat secara rutin menjalin kerjasama dan komunikasi dengan aparat Kepolisian guna menginventarisir berbagai potensi gangguan yang dapat muncul sekaligus mencari solusinya;
  5. Apabila muncul ketidaksepahaman terhadap suatu kebijakan disalurkan melalui sarana yang tepat tidak dilakukan secara anarkis yang justru akan memunculkan permasalahan sosial yang baru.
  6. Tidak mudah terpancing dengan issu-issu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya tetapi berupaya meredam agar issu tersebut tidak meluas.
Polisi tidak akan dapat menciptakan situasi yang tertib dan aman dalam suatu lingkungan masyarakat tanpa adanya kemauan dan kesadaran dari masyarakat itu sendiri, akan pentingnya suasana yang aman dan tertib. Pelibatan masyarakat dalam menjaga dan memelihara Kamtibmas sejatinya tidak sekedar membantu aparat Polri dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai aparat pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, namun yang lebih penting adalah memberikan ruang bagi pemberdayaan masyarakat (empowerment). Masyarakat diberdayakan sehingga tidak semata-mata sebagai obyek dalam penyelengaraan fungsi kepolisian melainkan sebagai subyek yang menentukan dalam mengelola sendiri upaya penciptaan lingkungan yang aman dan tertib.

Rendahnya kesadaran masyarakat untuk terlibat dalam upaya menjaga dan memelihara Kamtibmas dapat menjadi pemicu maraknya kasus-kasus kriminalitas di masyarakat. Oleh karena itu yang dibutuhkan adalah adanya kebersamaan antara aparat Polri dan masyarakat karena kebersamaan menjanjikan kekuatan yang luar biasa, sesuatu yang besar hanya dapat diraih melalui kebersamaan.

Rabu, 02 Januari 2019

Libur Sekolah Anggota Prasbhara di Pospam Ops. Lilin Semeru


Bharata Bayuangga - Menjelang Hari Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, POLRI melakukan Operasi Lilin Semeru mulai dari tanggal 21 Desember 2018 s.d. 1 Januari 2019 yang bertujuan untuk mengamankan dan menertibkan lalu lintas. Kegiatan ini dilakukan di beberapa Pospam, yaitu Pospam depan pemerintah kota Probolinggo (Pemkot), di Pospam Alun - alun kota Probolinggo, dan Posyan Polsek Tongas. Giat ini diikuti oleh beberapa anggota TNI dan Polisi, Anggota Satpol PP, anggota PMI, serta anggota Pramuka Saka Bhayangkara.

Apel Pagi di Pospam Alun-alun
Dalam giat ini, anggota prasbhara terjum langsung ke jalan untuk mengatur lalu lintas yang dibantu oleh beberapa polisi lainnya. 

Sebelumnya, anggota prasbhara juga telah menyiapkan beberapa jadwal untuk melakukan giat PAM agar berjalan secara lancar dan efektif. 

Dalam melakukan PAM tersebut, anggota prasbhara juga membantu orang-orang yang sedang menyeberang jalan. Untuk tahun ini pelaksanaan PAM berjalan dengan lancar. Di saat orang-orang sedang bersenang-senang dengan keluarga, mereka siap melindungi dan mengayomi mereka.


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites